Oleh Dwi Cahyo Prasetyo

Pada Rabu, 24 Januari 2024, Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyyah (FPPTMA) menyelenggarakan kegiatan #Ngopreks (Ngobrol Perihal Teknologi Perpustakaan) dengan tema “Adopting Artificial Intelligence in Academic Libraries”. Acara ini tidak hanya menandai langkah progresif dalam dialog keilmuan, tetapi juga membuka mata kita pada realitas dan potensi yang ditawarkan oleh teknologi Artificial Intelligence (AI) di perpustakaan perguruan tinggi.

Acara yang dilangsungkan melalui Zoom Meeting ini dipandu oleh narasumber Syahiduz Zaman dari UIN Malang, sambutan hangat dari Irkhamiyati dari Universitas Aisyiyah Yogyakarta sekaligus Ketua Umum PP FPPTMA. Serta saya sendiri Dwi Cahyo Prasetyo dari Universitas Muhammadiyah Pontianak, ditapuk menjadi Moderator dalam kegiatan ini.

Mengapa ini penting? Di era digital, perpustakaan akademik tidak hanya berperan sebagai penyimpan buku dan jurnal. Mereka adalah pusat pengetahuan dan inovasi, tempat di mana informasi diolah dan disajikan dalam format yang paling efisien dan efektif. AI, dengan kemampuannya mengelola data besar dan memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi, bisa menjadi kunci transformasi ini.

Kesuksesan acara tersebut, yang terlihat dari antusiasme peserta hingga kelebihan kapasitas, menunjukkan bahwa komunitas akademik Indonesia siap dan terbuka terhadap perubahan ini. Pertanyaan dan diskusi yang muncul selama sesi tanya jawab menggambarkan rasa ingin tahu yang besar dan keinginan kuat untuk memahami lebih lanjut bagaimana AI dapat diintegrasikan dalam layanan perpustakaan.

Tantangan ke Depan

Namun, di balik kesuksesan ini, ada tantangan yang harus dihadapi. Bagaimana perpustakaan akademik di Indonesia dapat mengimplementasikan AI dengan sumber daya yang terbatas? Apa langkah-langkah konkrit yang harus diambil untuk memastikan bahwa transisi ini berjalan lancar dan inklusif?

Kita perlu memikirkan tentang pelatihan staf perpustakaan, investasi dalam infrastruktur teknologi, dan tentu saja, pembaharuan kurikulum dan program pendidikan yang mendukung pengembangan skill di bidang AI. Ini bukan hanya tentang mengadopsi teknologi baru, tetapi juga tentang membangun mindset yang menerima perubahan dan inovasi.

#Ngopreks kali ini mungkin hanya satu acara dalam kegiatan rutin FPPTMA, tetapi implikasinya jauh lebih luas. Ini adalah panggilan untuk bertindak, sebuah kesempatan untuk merenungkan kembali peran perpustakaan dalam masyarakat kita dan bagaimana kita, sebagai komunitas akademik, dapat berkontribusi dalam menghadirkan masa depan yang lebih cerdas dan lebih terhubung.

Masa depan perpustakaan akademik tidak hanya tergantung pada buku yang mereka simpan, tetapi pada bagaimana mereka beradaptasi dan berkembang dalam gelombang perubahan teknologi. Kegiatan #Ngopreks adalah langkah awal yang penting, namun perjalanan kita masih panjang dan penuh dengan kemungkinan. Mari kita jadikan ini awal dari sebuah era baru di perpustakaan akademik Indonesia.

Kategori: Opini